Tangise Kenya
Ayu
Karya: Any
Asmara
Dalam mengkaji novel berjudul Tangise Kenya Ayu karya Any Asmara ini, menggunakan lima teori kajian
novel pada Bab I tentang Teori Kajian Novel Buku Teori Pengkajian Sosiologi
Sastra :
1.
Teori
Realitas Sosio-Historis
artinya novel menjadi saksi lukisan realitas sosial dan sejarah
masyarakat. Seberapa dekat realitas sosial dalam novel berhubungan dengan dunia
sekitarnya atau secara khusus kedalam tatanan sosial.
Karakter fiksinya direlisasikan seperti gambaran suatu masyarakat dan seolah-olah novel tersebut menjadi saksi historis sosial.
Karakter fiksinya direlisasikan seperti gambaran suatu masyarakat dan seolah-olah novel tersebut menjadi saksi historis sosial.
Mudun saka motor dokter Asmara wis dipetukake dening
mantri jururawat. Tase terus dicandhak, didherekake menyang kamar operasi.
Dokter asmara ora ngendikan, awit penggalihe isih sedhih, mula tansah kendel
bae. Tekan kamar operasi dipapag dening Dokter Waluyo, kang wis rada suwe
anggone ngarep-arep rawuhe.
Dalam cuplikan novel tersebut Any Asmara
mampu membungkus kejadian realitas sosial melalui estetika kalimat
yang ada. novelis cenderung menggambarkan suatu fenomena sejarah dan sosial.
Suatu kejadian dimana seorang dokter yang bernama Asmara sudah ditunggu oleh
para dokter lain untuk prosesi operasi bedah. Gambaran fenomena tersebut sangat
nyata bila kita lihat pada kehidupan sejarah masyarakat.
2.
Teori Pengasingan dan Reifikasi
Novel umumnya menampilkan tokoh dan ide-ide
di wilayah pengasingan. Maksudnya novelis menyamarkan suatu kejadian realitas kedalam
suatu kisah yang teramat asing, seolah-olah novelis mengecoh ataupun
menyembunyikannya kejadian tersebut dari pembaca. Sedangkan reifikasi adalah
novel yang paling realis. Jadi novelis secara sengaja mengambil suatu potret
kehidupan yang pernah terjadi di dalam masyarakat.
3.
Teori Degradasi Dunia Sosial
Suatu peristiwa yang sengaja diciptakan
oleh novelis lewat perangkat estetika seperti tokoh, peristiwa, ungkapan,
latar, dan sebagainya. Dimana suatu peristiwa tersebut berfungsi untuk
menunjukan suatu penurunan nilai moral dalam tatanan sosial. Jadi intinya
novelis menggambarkan suatu degradasi moral secara sosiologis.
“Apa ora ana dokter liya?”
“O ya akeh Ning, nanging dheweke rak butuhake
pitulunganku”
“Bok wis ora tindak mrana bae, kana rak ora ngerti yen
panjenengan wis rawuh. Mengko yen tilpun maneh dak wangsulane durung kondur
ngono”.
“O kuwi jeneng goroh Ning, ora becik. Karo maneh aku
jeneng nyelaki menyang sumpahku dhisik”
Pada penggalan novel diatas dikisahkan,
seorang istri yang mengajak suaminya untuk berbuat bohong kepada salah satu
pasiennya yang sedang membutuhkan bantuan suaminya sebagai seorang dokter. Pada
kejadian cerita tersebut novelis menggambarkan suatu penurunan nilai-nilai
moral dalam masyarakat yang sering terjadi. Yaitu mulai turunnya nilai kejujuran dalam masyarakat.
4.
Teori Dunia Otentik dan Gerakan Sosial
Novel pada perkembangannya berfungsi untuk
menyampaikan ide tentang kebenaran dunia atau suatu keotentikan. Biasanya nilai
otentik tersebut secara implisit disampaikan oleh novelis. Otentik disini
maksudnya dapat dipertanggungjawabkan maknanya. Sedangkan untuk gerakan sosial
tiap zaman mempunyai gerakan yang berbeda-beda seiring dengan tuntutan zaman.
5.
Teori Kesadaran Kolektif
Teori ini menjelaskan bahwa novel merupakan
sesuatu cara novelis dalam menyampaikan pesan khusus. Pesan khususnya adalah
membangkitkan kesadaran bersama terhadap nilai kolektif lebih penting
dibandingkan dengan kepentingan individual.
“sumpah panjenengan kepriye mas.”
“sepisan aku kudu leladi kanggo kepentingane
masyarakat, kapindho aku kudu enggal rikat semangsa ana pasen sing mbutuhake,
saya pasen mau lara banget, kudu enggal ditekani.”
“Nanging mas bengi iki aku nduweni panyuwun kanthi
banget karo panjenengan”
“Panjaluk apa Ning cah ayu?”
“Bengi iki aku aja panjenengan tinggal, aku krasa
wedi.”
“O.. Ning adhiku cah ayu aja ngana ta? Sejatine aku ya
seneng yen ana omah cedhakan karo kowe. Nanging iki ana tugas penting kang kudu
enggal-enggal dak tindakake”
“yen panjenengan ora kersa nuruti panjaluku iki, aku
bengi iki arep mulih menyang Ngayogya, nang daleme bapak ibu.”
“Ah Ning bok aja kaya bocah cilik. Iki rak kewajiban,
pirangbara aku bisa leladi kanggo Nusa lan Bangsa, bisa aweh pangorbanan gedhe.
Ora yen bisa tetulung ing bengi iki padha bae karo pangorbanan.”
Dikisahkan seorang dokter dipaksa memilih
antara pasien yang sedang membutuhkan pertolongannya dengan istrinya sendiri. Dalam
cerita bagian novel tersebut sangat jelas Any Asmara sangat ingin membangun
kesadaran pembaca bahwa kepentingan masyarakat lebih penting daripada
kepentingan pribadi sendiri.(WD93)
0 pangalembana:
Posting Komentar